JOMBANG – Awal musim penhujan di area Sungai Brantas menjadi jujugan para pemancing untuk mencari ikan. Sebab, saat debit air naik, dianggap warga menantang dengan hasil tangkapan yang lebih banyak.
Seperti yang terlihat kemarin (17/12), panasnya matahari tak dirasakan pencari ikan di area Bendungan Jatimlerek di Dusun/Desa Sudimoro, Kecamatan Megaluh.
Di pinggiran sungai banyak terlihat warga yang duduk-duduk sembari memegang kail pancing. Derasnya aliran air sungai terdengar cukup jelas. Warna air yang kecokelatan makin menandakan aliran Sungai Brantas sekarang begitu deras.
Ada juga yang memegang jala. Tak lama kemudian kembali menarik dari dalam sungai. Ya, mereka tengah mencari ikan di area sungai, berjajar di pinggiran. Baik di wilayah Plandaan maupun Megaluh.
Muklasin misalnya, mengaku sejak pagi sudah berada di tangkis Sungai Brantas Sudimoro. “Setiap hari sekarang cari ikan kesini,” katanya mengawali pembicaraan dengan koran ini, kemarin.
Hanya saja, untuk mencari ikan dia memilih tidak memancing. Melainkan menunggu ikan lompat dari derasnya air mengalir di bendungan. Warga setempat biasanya menyebut adang-adang. “Sekarang yang cari ikan lebih banyak, ada yang mancing, nyetrum, adang-adang, jaring, dan nyamber,” imbuhnya.
Menurut dia, saat musim penghujan seperti sekarang, warga yang mempunyai hobi mencari ikan lebih banyak dibanding sebelumnya. “Karena kalau musim hujan, ikannya banyak yang naik, melawan arus air,” ungkap warga Sudimoro Megaluh ini.
Sembari melanjutkan aktivitas mancing, dis menjelaskan kalau adang-adang yang dipilih warga, maka harus lebih bersabar. Hampir sama dengan saat memancing. Jala ikan yang sudah diikat dan dirangkai sedemikian rupa dipegang hingga terdapat ikan yang nampak naik ke permukaan air.
“Istilahnya nunggu ikan lompat ke atas, atau kalau tidak begitu jaringnya ditaruh dekat bendungan, pasti ada ikan yang lompat,” jelasnya sembari menunjukkan cara mencari ikan dengan adang-adang.
Berbeda dengan warga yang memakai alat pancing khusus atau setrum ikan. “Kalau pakai setrum lebih gampang. Soalnya ikan pasti kena naik, tapi biasanya kalau sudah dimasak rasanya beda,” beber dia.
Dalam sehari ikan yang didapat terbilang banyak hingga 10 kilogram. Namun tak hanya satu jenis ikan, beragam jenis ikan berhasil masuk dalam jala yang digunakannya. “Sehari pasti dapat, biasanya antara 5-10 kilogram. Ada ikan bader, keting, rengkek, tapi ya itu harus sabar,” terang lelaki usia 55 tahun ini.
Lokasinya pun hampir sama. Rata-rata, warga memanfaatkan bagian bawah bendungan. “Memang airnya sekarang butek, tapi ikannya ngumpul disini (bendungan, Red) malah lebih banyak yang naik ke atas atau lawan arus,” terang dia.
Mereka yang tak sabar pun memakai alat. Sementara yang lain mengandalkan jala dimasuki ikan. Seperti Sumardi, kakek usia 67 tahun yang nampak sabar menunggu ikan melompat. Tak butuh waktu lama, sekitar 10 menit, beberapa ekor ikan bader kecil masuk ke dalam jala miliknya.
“Dijual sendiri, perkilo Rp 20.000 untuk bader kecil, sementara rengkik Rp 30.000 perkilo,” pungkasnya. (*)
Keterangan foto: Memancing di Sungai Brantas
*Artikel adalah milik radarjombang.jawapos.com. Foto adalah milik Sasang Priyo Sanyoto. Brantas Lestari mempublikasikan di laman ini untuk tujuan edukasi
Artikel asli dapat dilihat di tautan berikut.